Memuat…
My Buddy membuka peluang karir untuk Gen Z. Foto/MNC Media
Salah satu profesi baru yang bisa dilakukan di era digital ini adalah content creator. Pencipta konten diartikan sebagai pembuat konten, sedangkan konten sendiri dalam kamus KBBI diartikan sebagai informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Sehingga content creator adalah orang yang berprofesi membuat dan menghasilkan sebuah karya berisi informasi yang dibagikan secara luas melalui media sosial berbasis teknologi.
Kata pembuat konten yang mungkin sering terdengar adalah untuk menyebut mereka yang bekerja di platform tertentu, misalnya: youtuber, selebriti, tiktoker yang memiliki banyak pengikut. Bahkan, gelar pembuat konten dapat diberikan kepada siapa saja yang menciptakan suatu karya yang berisi informasi dalam berbagai bentuk, seperti: foto, video, artikel, info grafik, animasi yang dibagikan di platform atau media sosial yang dipilih orang tersebut.
Platform-platform yang ada di dunia maya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya Generasi Z untuk menghidupi passion dan menambah skill baru untuk menjadi seorang content creator. Hal ini dikarenakan Generasi Z merupakan generasi muda aktif yang juga merupakan generasi terbesar yang mendominasi ruang digital.
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
Kondisi dan perilaku Generasi Z juga memiliki perbedaan dimana anak muda saat ini cenderung tidak menyukai kebiasaan yang kaku, menginginkan kebebasan, dan tidak menyukai hal-hal yang konvensional, misalnya bekerja di kantor dari pagi hingga malam.
Karena itu, profesi content creator menjadi hal yang disukai Generasi Z karena dinamika waktu dan kebebasan untuk menciptakan karya dengan kemampuannya sesuai dengan apa yang mereka sukai.
Industri profesi content creator merupakan peluang karena dinamika perkembangannya yang begitu pesat, akibat semakin maraknya adopsi internet di Indonesia dan penggunaan platform media sosial.
“Setiap hari di tahun 2022, ada sekitar 8 jam waktu yang dihabiskan orang Indonesia untuk aktivitas di jaringan internet. Dengan begitu, para pembuat konten dapat menjangkau lebih banyak orang, dan akhirnya bisnis atau merek juga semakin melirik pembuat konten dan mau berkolaborasi dengan mereka. Jadi, perjalanan pembuat konten semakin kompleks, dari sebelumnya berfokus pada berbagi, kemudian akhirnya mulai ‘memonetisasi’ aktivitas mereka dan dapat menghasilkan uang, hingga akhirnya mereka dapat menjadi bisnis, “kata Delvi Sinambela, Head of Produksi SobatKu.
“Dengan market value yang terus berkembang, bahkan hingga 5 kali lipat dalam 5 tahun ke depan, mereka yang mau memulai dengan serius akan bisa menuai banyak peluang dan sukses,” lanjutnya.