Calon Bupati Sidoarjo (Bacabup) Bambang Haryo Soekartono (BHS) memberikan apresiasi kepada petani jamur di Sidoarjo. Karena usaha budidaya jamur merang memiliki potensi yang luar biasa yang dapat menumbuhkan perekonomian.
Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net – Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo Bambang Haryo Soekartono (BHS) memberikan apresiasi kepada petani jamur di Sidoarjo. Karena usaha budidaya jamur merang memiliki potensi yang luar biasa yang dapat menumbuhkan perekonomian.
Politisi Partai Gerindra ini mengatakan budidaya jamur merang memiliki potensi yang luar biasa. Jamur dapat memenuhi gizi masyarakat.
“Jamur tiram juga mengandung kolagen yang bisa digunakan sebagai obat keriput,” kata BHS saat mengunjungi usaha budidaya jamur tiram, di Desa Keper, Kecamatan Krembung, Selasa (4/8).
Tak hanya itu, jamur tiram yang dibanderol seharga Rp. 14.000 per kilo, kata BHS, juga bisa digunakan untuk mencegah dan mengobati kanker payudara dan rahim. “Ini perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Selain bergizi tinggi, jamur juga bisa dikonsumsi ibu-ibu,” kata mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.
BHS menambahkan, pihaknya menilai ada potensi ekonomi yang luar biasa dalam budidaya jamur. Ia juga menekankan bahwa budidaya jamur adalah bisnis yang tangguh, yang dapat menumbuhkan perekonomian di Sidoarjo. “Ini benar-benar harus diberdayakan,” kata BHS.
Saat berdialog dengan Eko Andik Susanto, petani jamur di Desa Keper Krembung, BHS menerima keluhan terkait keterbatasan modal. BHS kemudian secara spontan menyumbangkan sejumlah uang. “Saya bantu belikan alat masak (pembibitan) jamur,” kata BHS kepada Eko yang langsung mengucapkan terima kasih atas bantuannya.
BHS juga berharap bantuan tersebut dapat meningkatkan kapasitas produksi jamur tiram Eko. “Usaha ini sekarang dalam skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Tapi nanti kita berharap bisa menjadi konglomerat. Sehingga bisa membantu pertumbuhan ekonomi Sidoarjo. Dan menyehatkan masyarakat,” ujar BHS memotivasi Eko untuk terus mengembangkan budidaya jamur.
BHS menambahkan, jumlah petani jamur di Sidoarjo cukup banyak. Namun, saat ini belum ada forum atau asosiasi. Padahal di daerah lain sudah ada kontainer, misalnya di Malang. “Jika saya dipercaya sebagai bupati Sidoarjo, saya mendorong asosiasi petani jamur,” ujar alumnus ITS Surabaya ini.
Sementara itu, Eko Andik Susanto mengatakan, usaha budidaya jamur tiram sudah dimulai sejak empat tahun lalu. Awalnya ia memiliki ladang dengan total 1.000 kantong jamur. “Alhamdulillah sekarang bisa bangun satu tempat lagi. Seribu karung bisa panen 10-15 kilo per hari. Hasil panen saya jual ke Pasar Porong. Ada yang langsung dibeli oleh tengkulak,” kata Eko. (st/rd)