Jakarta (Partaipandai.id) – Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer (Apticom) Kaltim Eko Junirianto meminta warganet selektif dalam menerima informasi dan tidak menyebarkannya dengan mudah sebelum mengkonfirmasi kebenaran untuk mencegah kejahatan “phishing”.
Pengelabuan adalah upaya penjahat dunia maya untuk mencoba mencuri kata sandi, nomor kartu kredit, detail rekening bank, dan informasi rahasia lainnya.
Eko, dalam siaran pers yang diterima, Selasa, mengatakan kejahatan itu pengelabuan biasanya dimulai dengan pembuatan konten atau situs palsu yang bertujuan untuk menipu korban.
Netizen yang tertipu akhirnya memberikan informasi data pribadinya agar pelaku bisa membuka akses akun media sosial dan rekening bank.
“Iklan promosi juga dapat digunakan oleh penjahat” pengelabuanmereka memanfaatkan fitur adsense menjebak korban,” kata Eko.
Baca juga: Pentingnya mengamankan data pribadi dan jejak digital di dunia maya
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
Hal itu disampaikan Eko dalam webinar bertema “Berbagai Penipuan di Dunia Online”, di Balikpapan, Kalimantan Timur, belum lama ini, yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Eko mengingatkan warga agar tidak mudah percaya dengan iklan yang beredar di media sosial seperti Facebook dan Instagram.
Pada kesempatan yang sama, Dosen dan Penyuluhan Kurikulum Kewirausahaan Wulan Fitrini mengatakan pelaku phising memanfaatkan kecerobohan pengguna untuk memberikan informasi penting mengenai data pribadi seperti nomor KTP, alamat rumah, bahkan data kartu kredit dan nomor rekening.
“Ini data yang sangat rahasia, tapi karena pelaku memanfaatkan sisi psikologis, akhirnya membuat korban menginformasikan data tersebut,” ujarnya.
Agar tetap aman di dunia maya, Wulan meminta warganet untuk tidak mengunggah data pribadi di internet dan media sosial, serta berhati-hati mengirim pesan yang mengandung tautan tidak jelas.
Relawan Komunitas Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Kota Semarang, Safira Azmy Rifzikk mengatakan, salah satu kemampuan yang perlu ditingkatkan warga untuk menghindari ancaman penipuan di dunia maya adalah mahir menggunakan mesin pencari.
Menurut dia, sejumlah fitur di mesin pencari dapat digunakan untuk meningkatkan literasi, seperti informasi khusus di bidang akademik untuk mendukung keterampilan digital, penggunaan kata kunci yang efektif, dan penggunaan fasilitas fact check untuk memilih informasi.
“Mengenal lebih dekat dengan dunia digital akan membuat kita lebih memahami tentang kemudahan mencari informasi dan memenuhi kebutuhan. Kemampuan beradaptasi dan mengakses internet secara bijak dapat melindungi kita dari penipuan di dunia online,” kata Safira.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Program Gerakan Nasional Literasi Digital diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan kali ini ditujukan khusus untuk masyarakat di Kalimantan dan sekitarnya.
Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial Siberkreasi.
Baca juga: Edukasi untuk aktivitas di dunia maya penting untuk mencegah pelecehan seksual
Baca juga: Akademisi berbagi tips belajar agama di era digital untuk mencegah radikalisme
Baca juga: Cakap Digital dan upaya peningkatan literasi digital
Reporter: Fathur Rochman
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Redaksi Pandai 2022