Jakarta (Partaipandai.id) – Ketua Umum Asosiasi Perizinan Indonesia (ASENSI) Susanty Widjaya menilai literasi bisnis, keuangan, dan teknologi penting dilakukan oleh para pelaku usaha, termasuk UMKM, guna menciptakan momentum pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi.
“Saat ini dengan banyaknya anak muda yang terjun ke dunia bisnis, tentunya literasi dan pemanfaatan teknologi menjadi penting. Mereka memiliki kecenderungan untuk bergerak cepat, namun harus dibarengi dengan standarisasi dan ketahanan bisnis,” kata Susanty kepada Partaipandai.id di Jakarta. Kamis.
“Semoga ini juga bisa mengangkat semangat kita dan menjadikan momentum kita luar biasa dan lebih baik dari tahun sebelumnya,” imbuhnya.
Baca juga: Pengusaha baru di masa pandemi didominasi anak muda
Lebih lanjut, perempuan yang juga Ketua Bidang Pariwisata Kuliner dan Ekonomi Kreatif Kamar Dagang dan Industri Pusat (KADIN) ini mengatakan jika dibandingkan dengan awal pandemi pada tahun 2020 dan 2021, saat ini perkembangan bisnis, perdagangan, dan perizinan dan waralaba di Indonesia kini semakin menunjukkan tren positif.
“Pada 2020-2021, sektor jasa, kuliner, dan pariwisata bisa dikatakan terpuruk, penjualan (penjualan) bisa turun 50 sampai 90 persen, karena tokoitu belum terbuka selama berbulan-bulan. Namun, dengan perbaikan ekonomi, pemulihan telah terjadi, kondisi membaik lebih dari 50 persen. Kami berharap di kuartal ketiga bisa lebih baik lagi,” jelasnya.
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
Susanty mengaku optimis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang salah satunya ditopang oleh bisnis UMKM.
Dia menjelaskan, berdasarkan laporan Indonesia Economic Prospect (IEP) Bank Dunia pada Juni 2022, ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 5,1 persen pada 2022 dan meningkat menjadi 5,3 persen pada 2023.
Proyeksi Bank Dunia ini didasarkan pada beberapa faktor pendukung, seperti kepercayaan konsumen yang meningkat, nilai tukar perdagangan (syarat perdagangan) lebih baik, dan menahan lonjakan permintaan (permintaan terpendam).
“Semoga ini bisa membuat calon investor dan pembeli tahun ini bangkit dan dorong pengusaha untuk membuat bisnis lokal dilisensikan atau dibuat waralabakata Susanty.
Senada dengan itu, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar juga mendorong para pelaku usaha lokal untuk bisa maju ke kelas dan berkembang lebih jauh, terutama pada masa pemulihan ekonomi hingga triwulan III 2022.
“Kita ingin mendorong para pelaku usaha ini setelah pandemi 2020. Saya ingat di triwulan I 2020 kita masih positif (pertumbuhan ekonomi). Di triwulan II sampai IV minus, banyak usaha yang tutup. Tahun 2021 kita mulai mengharapkan sesuatu yang baru dan lebih berkembang. Bagus. Tahun 2022 sudah mulai plus (pertumbuhan),” jelas Anang.
“Kami berharap pertumbuhan ini jauh lebih baik dan sempurna. Kami juga ingin mendorong bisnis lokal di Indonesia menjadi waralaba,” dia menambahkan.
Baca juga: Urgensi paten untuk merek lokal
Baca juga: Kemenkop bekerja sama dengan ASENSI untuk meningkatkan skala bisnis wirausaha
Baca juga: Kemenparekraf berharap turnamen esports bisa mendukung “sport tourism”
Wartawan: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosario Dwi Putri
Redaksi Pandai 2022