Jakarta (Partaipandai.id) – Ketua DPP PDIP Puan Maharani menceritakan bagaimana Bung Karno membangun “jembatan” yang bisa menghubungkan bangsa.
Wanita itu mengatakan bahwa ketika dia menjadi pembicara utama diskusi publik dengan tema “Bung Karno: Arsitek Kemerdekaan Bangsa” yang dilaksanakan secara online hibrida di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta, Minggu.
Bung Karno dianggap berhasil menghubungkan bangsa-bangsa untuk bisa bergaul satu sama lain secara bersahabat.
“Menurut saya Bung Karno aktif membangun ‘jembatan’ antar bangsa, di situlah dia menjadi ‘arsitek’ kemerdekaan bangsa dengan semangat membangun tatanan dunia baru,” kata Puan.
Baca juga: PDI-P gelar wayang kulit dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno
Puan juga menceritakan bagaimana Presiden Indonesia pertama Soekarno atau Bung Karno menerima gelar doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Berlin pada 23 Juni 1956.
Diketahui, Bung Karno mendapat gelar doktor di HC dari Universitas Berlin dalam bidang Ilmu Teknik.
Menurut perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR RI itu, Bung Karno menanyakan kepada para anggota Universitas Berlin tentang gelar yang diberikan.
“Ternyata Rektor Universitas Berlin mengatakan bahwa menurut mereka Presiden Soekarno telah membuat sebuah jembatan yang sangat hebat, yaitu ‘jembatan antar bangsa’, jembatan yang menghubungkan bangsa, jembatan yang memungkinkan bangsa-bangsa untuk bergaul satu sama lain. lainnya dengan ramah,” kata Ny.
Menurut Puan, dengan aktifnya Bung Karno membangun jembatan antar bangsa, di situlah letak sosoknya sebagai arsitek kemerdekaan bangsa dengan semangat membangun tatanan dunia baru.
Puan percaya bahwa bangsa Indonesia dapat menelusuri semangat Bung Karno untuk membangun tatanan dunia baru sesuai dengan keinginannya sejak kecil untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Ia menambahkan, dalam pledoi Bung Karno yaitu Indonesia Menggugat tahun 1930 melawan kolonialisme dan imperialisme, serta pidato pada tanggal 1 Juni 1945, sudah jelas bagaimana menginginkan kemerdekaan Indonesia berdasarkan falsafah negara dan ideologi Pancasila.
“Jadi kita melihat kesinambungan pemikiran Bung Karno tentang tatanan dunia baru yang dia bayangkan dan perjuangkan. Dari pemikiran dan perjuangan Bung Karno, kita bisa melihat bahwa tantangan dunia baru dimulai dengan pembangunan karakter bangsa, yaitu berdaulat dengan semangat gotong royong yang di dalamnya ada semangat Bhinneka Tunggal Ika, toleransi dan cinta tanah air dan bangsa,” kata Puan.
Baca juga: Sekjen PDIP Ingatkan Perjuangan Bung Karno
Bahkan setelah Indonesia merdeka, Bung Karno ikut membantu negara-negara lain untuk mendapatkan kemerdekaan yang kemudian bisa menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika dengan melahirkan Sepuluh Prinsip Bandung.
Pada sidang PBB tahun 1960, Bung Karno dengan jelas menyampaikan visinya tentang dunia yang terbebas dari imperialisme dan kolonialisme, terbebas dari kolonialisme dan penindasan.
“Konsistensi dan ketenangan pikiran Bung Karno juga melahirkan permainan kekuatan-kekuatan baru yang muncul sebagai wujud nyata konsistensi perjuangan tatanan dunia baru dalam berbagai aspek kehidupan,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa setiap tempat yang dikunjungi Bung Karno dijangkiti virus untuk mengobarkan semangat nasionalisme, gotong royong, Bhinneka Tunggal Ika, semangat toleransi dan semangat kemerdekaan.
Misalnya, bagaimana pemimpin Uni Soviet itu mengontrak semangat toleransi beragama saat mengunjungi Masjid di A St. Petersburg.
“Mari kita lanjutkan perjuangan Bung Karno yang pernah berkata ‘kita tidak hanya harus mendirikan negara Indonesia yang merdeka, tetapi kita juga harus memimpin kekerabatan antarbangsa,’ pungkas Puan.
Turut hadir Arsitek dan Peneliti Karya Arsitektur Bung Karno, Dr. Ir. Yuke Ardhiari, MT.
Selain itu, Ketua DPP PDIP Djarot Aaidul Hidayat dan Hamka Haq, Sekretaris BKN Pusat PDIP Rano Karno, Ketua Panitia Acara Agustina Wilujeng, dan sejumlah kader PDIP lainnya. Acara ini juga dimeriahkan oleh Harvey Malaiholo dan Lita Zein.
Baca juga: Bu terima kasih sudah mendoakan Bung Karno
Baca juga: Kasal menyebut Bung Karno sebagai Bapak Sistem Senjata Armada Terpadu TNI AL
Reporter: Syaiful Hakim
Editor: Nurul Hayat
Redaksi Pandai 2022